Kamis, 03 September 2015

LOVE ENDE CITY


http://media.nationalgeographic.co.id/daily/640/0/201408151918055/b/foto-jejak-sang-proklamator-di-tepian-ende.jpg

Daerah tercintaku ENDE FLORES.

Ende merupakan Kota Kabupaten yang terletak di tengah-tengah pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia.
Ende Flores  Merupakan Perkampungan tradisional dengan bangunan-bangunan rumah adat dan bangunan pendukung lainnya seperti Keda, Kanga, Tubu Musu merupakan warisan leluhur, walaupun di beberpa tempat sudah mengalami perubahan dan kepunahan dari bentuk aslinya akibat proses alam, perjalanan waktu dan ulah manusia. Namun demikian tetap mempunyai nilai sejarah dan daya tarik bagi pencinta wisata budaya.
Rumah tinggal dan perkampungan tradisional yang dibangun nenek moyang tersebut, memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya sehingga tampak unik dan memberikan kedamaian bagi penghuninya.
Pada awalnya nenek moyang Ata Ende membangun rumah dan perkampung adat sama seperti Ata Lio, namun pada perkembangannya mengalami perubahan yang kemudian disebut “Sa’o Panggo” atau “Tiga Tezu” (Rumah Panggung Tiga Kamar) dimana tiang dan lantainya terbuat dari balok kayu atau kelapa gelondongan, berdinding bambu, beratap daun kelapa atau sirap bambu dengan bentuk atap memanjang dan puncaknya dihias seperti sirip ikan. Rumah ini memiliki kolong.Kabupaten Ende mempunyai dua etnik, yaitu etnik Ende dan etnik Lio, sehingga dari segi bahasanya suku Ende disebut ata jaő dan suku Lio disebut ata ina. Selain bahasa sehari-hari atau bahasa pasar, ada pula bahasa. 
Tarian Ende-Lio adalah sebua tarian daerah yang mengekspresikan rasa lewat tatanan gerak dalam irama musik dan lagu,salah satunya adalah:
a.       Gawi Naro
Jenis tarian ini berbentuk lingkaran mengelilingi tubu musu dengan cara berpegangan tangan dan menyentakan kaki dalam bentuk dua macam ragam yairu Ngendo dan Rudhu atau ragam mundur dan maju.
ada juga kerajinan Tenun Ikat Ende, Seperti halnya di Sumba dan Timor, menenun dikerjakan oleh para wanita. Kepandaian menenun ini diwariskan secara turun-temurun, dan telah dipelajari sejak mereka masih kecil. Salah satu tradisi para wanita penenun yang menarik yaitu kebiasaan memakan sirih khususnya saat sepanjang hari mereka bertenun. Jenis-jenis kain tenun yang dihasilkan adalah selendang lebar yang berfungsi sebagai selimut bagi laki-laki dan sarung untuk wanita.

Aneka Wisata juga banyak terdapat di ende fores yang sudah terkenal ke berbagai peosok negeri,salah satunyaadalah;
http://www.komodonews.info/wp-content/uploads/2014/08/keli3.jpg

 DANAU KELIMUTU,,Keindahan danau ini dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal mistik oleh masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga para peneliti yang ingin tahu fenomena alam yang amat langkah ini. Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.Menurut kepercayaan masyarakat setempat, danau dengan air warna merah merupakan tempat berkumpulnya para arwah orang jahat. Danau biru untuk arwah para muda-mudi, dan danau berwarna putih untuk arwa orang tua. Para arwah diyakini akan bermukim di danau itu sesuai status sosialnya.
Gunung Kelimutu di Flores, NTT, punya 3 danau yang bisa berubah warna. Terlepas dari segi sains, ada beberapa kisah dan mitos yang dipercaya masyarakat setempat. 
Banyak traveler bilang, Danau Kelimutu adalah salah satu bukti keajaiban alam. Betapa tidak, ada 3 danau yang bisa berubah warna. Mulai dari biru, hijau, merah, putih, sampai hitam.
Mitos dan kepercayaan warga lokal sangat berperan di dalamnya. Saat mengunjungi Danau Kelimutu beberapa waktu lalu, detikTravel berbincang dengan Herimanto, staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende. Dia bercerita soal kisah dan mitos unik seputar Danau Kelimutu. Berikut 5 di antaranya:
1. Danau yang dihuni roh Tiga danau tersebut masing-masing bernama Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, dan Tiwu Ata Polo. Masyarakat setempat percaya, danau yang pertama dihuni oleh roh atau jiwa orang tua yang telah meninggal. Danau kedua dipercaya menjadi 'rumah' bagi jiwa muda-mudi. Sementara danau ketiga, konon dihuni arwah orang jahat.

"Danau kedua adalah yang paling sering berubah warna. Konon karena dihuni muda-mudi, mungkin jiwanya masih menggelora," tutur Herimanto.
2. Berubah warna secara misterius
Ketiga danau tersebut bisa berubah warna secara misterius. Dari segi sains, terdapat satu jenis mineral dalam danau yang berubah sesuai kondisi geologis. Namun tak ada yang tahu pasti kapan danau-danau itu berubah warna. Pun tak ada yang pernah melihatnya.

"Pernah satu kali, petugas Taman Nasional melihat danau setengah berubah warna pada siang hari. Tapi tiba-tiba kabut muncul, menutupi danau. Waktu kabutnya hilang, warna danau kembali seperti semula. Tidak jadi berubah," kata Herimanto.
 
3. Ditemukan oleh orang Belanda, berwarna merah-putih-biru
Danau Kelimutu ditemukan oleh orang Belanda bernama Van Such Telen, tepatnya pada 1915. Waktu itu ia memberitahu warga setempat, menemukan danau berwarna merah-putih-biru. Namun warga sempat tak percaya, karena itu adalah warna bendera Belanda."Tapi rupanya benar. Waktu pertama kali warga melihat, Danau Kelimutu berwarna merah, putih, dan biru," tambah Herimanto.

4. Roh pun diberi makan  http://images.detik.com/content/2014/08/18/1519/081705_patika4.jpg
Adanya roh penghuni Danau Kelimutu tak sekadar jadi kepercayaan. Satu kali dalam setahun, masyarakat setempat 'memberi makan' para roh di ketiga danau lewat upacara Pati Ka Du'a Batu Ata Mata.Ini adalah upacara pemberian sesaji kepada roh-roh penghuni Danau Kelimutu. Sesaji tersebut berupa sirih, pinang, rokok, nasi dan daging, diakhiri oleh arak/ tuak."Upacara juga termasuk acara makan besar untuk semua orang, dan menari Gawi (tarian adat-red) bersama," kata Herimanto.


5. Konon, airnya bening!
Terlepas dari aneka warna yang tampak pada Danau Kelimutu, pernahkah ada ilmuwan yang benar-benar meneliti warna asli danau tersebut?

"Ya, pernah ada yang mengambil air dari danau tersebut. Tapi warnanya bening," kata Herimanto, tertawa. "Percaya tidak percaya, tapi alam di sini memang sangat erat hubungannya dengan kepercayaan," tambahnya.


RUMAH PENGASINGAN SOEKARNO
https://lifeschool.files.wordpress.com/2013/05/rumah-pengasingan-bung-karno-di-ende.jpg
Rumah Pengasingan Bung Karno Di Ende adalah rumah bekas pengasingan Proklamator RI Soekarno yang terletak di jantung kota Ende. Di sini tersimpan barang-barang milik Soekarno ketika menjalani masa pengasingan selama empat tahun di Ende. Rumah yang terletak di jalan Perwira, Kota Ende itu tampak seperti layaknya permukiman penduduk karena kosntruksinya menyerupai permukiman di sampingnya. 
Hal yang membedakannya adalah sebuah papan nama bertuliskan “Situs, Bekas Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende” yang terpampang di halaman depan. Di rumah yang berukuran 12X9 meter ini, Presiden pertama Republik Indonesia itu menjalani masa pengasingan oleh kolonial Belanda selama empat tahun (1934-1938). 
Dalam berbagai catratan yang mengupas tentang masa pengasingan Bung Karno di Ende Pulau Flores NTT salah satu yang paling diminati masyarakat adalah buku berjudul “Bung Karno, Ilham Dari Flores Untuk Nusantara”. Buku ini menceritakan perenungan Bung Karno di bawah sebuah pohon
Sukun bercabang lima yang melahirkan gagasan lima butir Pancasila. Kelima butir Pancasila secara resmi diumumkan Bung Karno pada 1 Juni 1945 di depan sidang Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai. https://edmoneymar.files.wordpress.com/2013/11/situs-patung-bung-karno-di-ende1.jpg
Rumah Soekarno dan pohon sukun menjadi dua saksi sejarah yang berada di jantung kota Ende yang tetap terpelihara dengan baik sampai sekarang. Di kalangan masyarakat Ende, rumah pengasingan bung Karno ini dianggap sakral.
Uwi Ai Nuabosi, Makanan Lokal Khas Ende
http://warisanindonesia.com/wimedia/2011/10/ubi-cincang.jpg
 Struktur daging ubi tak berserat, lezat dan gurih adalah ciri khas uwi ai Nuabosi atau sering disebut ubi Nuabosi. Makanan lokal khas Ende ini, lebih cocok jika dihidangkan bersama secangkir teh hangat, apalagi ditambahkan dengan sambal tomat sedikit rasa pedas membawa kenikmatan sendiri.
UBI Nuabosi atau dalam Bahasa Ende sering disebutkan, uwi ai Nuabosi, terdapat di dataran Ndetundora-Nuabosi, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, NTT. Berlokasi kurang lebih 14 kilometer ke arah Utara dari Kota Ende, persis di belakang Gunung Wongge ditemukan Kampung Nuabosi. .
Uwi ai Nuabosi merupakan salah satu makanan lokal khas Ende. Dengan struktur umbi tak berserat, lezat dan terasa gurih, itu adalah ciri khasnya. Uwi ai Nuabosi, memang berbeda dengan jenis ubi lainnya dengan cita rasa yang unik. Di setiap daerah di daratan Flores atau di daerah lainnya, terdapat juga tanaman ubi kayu namun, struktur daging umbi dan rasanya tidak sebanding dengan uwi ai Nuabosi. Mungkin saja dipengaruhi dengan struktur tanah yang baik sehingga Nuabosi menghasilkan ubi yang berbeda dengan daerah lain.
·     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar